Akal Buruk dihilangkan dengan Memenggal Kepala

Ku tulis catatan ini di bawah gerhana bulan yang sebentar muncul dan sebentar hilang karena tertutup awan. Dalam himpitan rasa yang tercipta karena terpilihnya pimpinan parlemen yang sama sekali tidak memberikan sensasi kenikmatan seperti mengulum permen, justru malah menimbulkan sakit gigi karena lubang dan kerusakan yang dipicu oleh permen.

Sejenak pikiranku melayang pada kisah Ganesa, dalam mitologi tentang dewa tersebut, saya menjumpai bagian kisah yang menyebabkan Ganesa berkepala gajah: Suatu ketika karena keangkuhan dan akal buruk yang dimiliki oleh Ganesa yang telah mencampuri urusan Siwa dan Parwati (ayah dan ibu dari Ganesa), Siwa harus memenggal kepala Ganesa dengan menggunakan Trisulanya. Lalu Parwati menuntut kepada Siwa akan perbuatannya yang telah membunuh Ganesa, tuntutan itu berupa permohonan untuk menghidupkan Ganesa kembali. Singkat cerita, ketika Siwa tersadar akan perbuatannya, Ganesa dihidupkan kembali oleh Siwa dan diganti kepalanya dengan kepala gajah. Dengan kepala yang baru tersebut, keangkuhan dan akal buruk tidak ada lagi dalam kepala Ganesa, yang ada hanyalah pengetahuan, kecerdasan dan kebijaksanaan.

Ku bertanya di bawah gerhana bulan: Mungkinkah kisah yang ada dalam mitologi Dewa Ganesa, terjadi pula pada komplotan mafia perampok kekayaan negara? Komplotan yang dini hari tadi bersorak penuh kegirangan meraih kemenangan, komplotan yang tidak terlihat sebagai pelayan rakyat yang melayani dengan penuh ketulusan, komplotan yang hanya terlihat sedang terpuaskan syahwatnya akan kekuasaan. Bila kisah yang terjadi pada Ganesa, terjadi pula pada komplotan mafia yang ada, tentu akan sangat elok perjalanan pemerintahan di depan sana. Dengan kepala yang baru pasti syahwat kekuasaan dan akal buruk dalam kepala mereka akan sirna, yang tersisa hanya kecerdasan untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Ah, ini hanya perasaanku belaka, semoga semua himpitan yang ku rasa ini tak benar adanya. Kini ku hanya bisa berharap, kiranya pemerintahan baru yang sebentar lagi akan berjalan, tidak terjegal langkahnya dan bisa mendapatkan kesempatan seluas mungkin untuk bekerja secara maksimal dalam menjalankan amanah konstitusi sebagai pemegang kekuasaan eksekutif sesuai yang diharapkan.